Pendakian Menuju Puncak Gunung Sindoro
Disclaimer: ini tulisan ala kadarnya yang memuat catatan perjalanan selama kegiatan pendakian ini. berhubung saya tidak ahli bercerita tentang perjalanan, alhasil jadinya tulisan amburadul ini.
Pendakian kali ini berjudul camping santai dan ceria. Jadi kami tidak mengutamakan kecepatan dalam
pendakian, melainkan keceriaan, hehe.
Perjalanam ini dimulai sejak keberangkatan saya beserta tim dari kampus. Kami semua berjumlah delapan orang, dengan tujuh orang perempuan dan satu orang laki-laki, seorang kawan dari teman yang menjadi tour guide selama perjalanan ini. Ia sudah khatam dengan pendakian Gunung Sindoro lantaran sering melakukan pendakian di sini.
Jumat, 14 Juli 2017, tepatnya sekitar pukul 15.30 WIB, saya beserta rombongan pendakian bergegas pergi menuju terminal Transjogja terdekat dari kampus. Sore itu, setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami naik bus transjogja menuju terminal jombor untuk transit dan berganti transportasi ke bis. Setelah turun di jombor kami berpindah kendaraan dan naik bis tujuan magelang dan turun di terminal pemberhentian akhir.
Baru saja turun dari bis di terminal pemberhentian akhir, kami langsung berpindah bis dan berangkat menuju basecamp sindoro dengan bis tujuan Jogja-Magelang. Sesampainya di terminal, kami langsung berpindah bis untuk sampai pada tujuan kami, kledung, temanggung, jawa tengah. sekiranya maghrib, kami mulai memasuki daerah pegunungan sumbing – sindoro, suhu semakin lama semakin turun, dan tubuh kami tertimpa dinginnya angin malam dengan suhu yang cukup rendah itu. Sungguh adem e puoll..
Sampailah kami di basecamp (jalur pendakian gunung sindoro via kledung) sekitar pukul 19.30 wib dan langsung beristirahat sembari sholat dan makan malam. Satu persatu kelompok pendaki lainnya di basecamp mulai naik, tinggalah kami sendiri. Sekitar Pukul 21.30 wib kami pun mulai bersiap2 untuk pendakian malam. Tujuan kami yaitu sampai di Pos 3 atau mendaki sampai jam tiga pagi lalu beristirahat sampai pagi.
Pada malam itu, sayangnya kami tidak mampu mencapai pos 3 tapi hanya sampai pos 2. Itu pun kami sampai sekitar
pukul 01.30 wib, karena semua sudah pada kelelahan dan mengantuk. Akhirnya kami
semua membangun tenda dan beristirahat sampai pagi. Sabtu pagi, Sehabis subuh
kami bangun untuk melaksanakan sholat subuh lalu melihat indahnya pemandangan
dari pos 2. Terlihat betapa tinggi dan gagah berdiri diatas bumi ini gunung
sumbing dengan jalurnya yang cukup terjal dibandingkan dengan jalur pendakian
gunung sindoro ini.
Kami pun masak dan sarapan,
beberapa pendaki lain pun lewat pos 2 dan melanjutkan pendakiannya. Akhirnya
kami melanjutkan pendakian sekitar pukul 10.00 wib. Sebelum itu, kami bertemu
dengan mbah kuat, yaitu penjaga pos 3 yang sedang mendaki menuju pos 3 di pagi
itu sambil membawa sekitar 14 botol air mineral 1,5l di carriernya, walupun
beliau sudah tua, tapi tetap kuat untuk mendaki gunung setinggi ini sambil
membawa beban yang berat di punggungnya.
Sesampainya kami di pos 3 sekitar pukul 12.30 wib setelah melalui jalur bebatuan yang cukup terjal selama beberapa jam, aku dan salah satu temanku tiba duluan di pos 3, dan enam orang sisanya beristirahat lalu ada juga yang tidur sebentar. Memang angin sepoi2 semilir dari atas ketinggian cukup membuat nyaman untuk beristirahat atau tertidur sejenak. Begitulah yang enam orang tim ku lakukan.
Setibanya aku di pos 3, kami mencari lahan landai yang kosong untuk segera mendirikan tenda, saat itu keadaan di pos 3 cukup ramai dengan para pendaki lain. Akirnya kami mendirikan tenda tidak bersebelahan tapi berjarak agak jauh satu sama lain. Oh iya, waktu pendakian menuju pos 3, di sela-sela perjalanan, kami bertemu dengan dua pendaki (satu perempuan, satu laki-laki) asal dari bandung yang juga beranggotakan 8 orang dalam timnya, tapi dua orang itu sudah mendahului yang lain, bedanya, mereka terdiri dari tujuh orang laki-laki dan satu orang perempuan. Jadi kebalikannya dari tim kami. Tenda kami di pos 3 pun bersebelahan dengan mereka berdelapan. Akhirnya setelah delapan orang tim kami sampai di pos 3 dan sudah mendirikan tenda masing-masing, kami beristirahat sejenak dan sorenya memasak dan makan sore sekitar pukul 16.00 wib.
Selepas waktu maghrib, dan hari mulai gelap, aku dan teman-teman di tenda (yang isinya empat
orang) menghabiskan waktu luang dengan bermain uno untuk sekedar menghibur diri setelah lelahnya mendaki.
Sehabis isya pun sekitar pukul 19.30 kami sholat dan bersiap untuk istirahat
dan memulai summit di minggu dini hari. Akhinya jam 01.00 wib kami semua bangun
dan sarapan sedikit seadanya tanpa memasak dan membawa sedikit keperluan
logistik untuk summit. Jam 01.45 wib kami berdoa dan memulai summit untuk
sampai ke puncak gunung sindoro.
Di tengah dinginnya pagi itu, dengan suhu yang sangat rendah (kira-kira 0-10 derajat celcius) Sedikit2 kami berhenti untuk beristirahat, tak jarang ku memanfaatkannya untuk tidur sejenak. Akhirnya impian untuk mendapatkan sunrise di puncak gagal. Walaupun begitu, kami menikmati sunrise saat hampir sampai puncak, lalu asyik berfoto-foto dengan latar beberapa gunung dan sunrise yang menghiasi langit di Minggu pagi yang cerah itu. Lalu, kami pun summit dan sampai di puncak sekitar pukul 07.00 pagi, yang semula niatnya jam 05.30 sampai puncak, sesampainya di puncak kami berfoto ria (lagi), ya memang perempuan sukanya foto-foto, sembari menikmati pemandangan yang sungguh indah dari puncak.
Pada puncak gunung sindoro, terdapat kawah yang cukup dalam dan masih mengeluarkan asap belerang yang berbau cukup menyengat, jadi disarankan untuk memakai masker ketika sampai puncak. Kami juga berfoto di plang bertuliskan puncak dengan ketinggian bla bla, setelah menunggu beberapa pendaki lain yang juga berfoto di plang itu. Setelah asyik menikmati pemandangan dari atas dan juga berfoto ria, kami pun mulai turun.
Aku, sebagai anggota
termuda, dan juga baru pertama kali mendaki di gunung sindoro, cukup
menyusahkan. Aku masih sulit untuk turun dengan benar, aku orang yang sangat
hati-hati dan takut terpeleset atau jatuh karena medan yang cukup terjal,
akhirnya aku pelan sekali untuk turun dan sesekali merosot di antara
rerumputan, itu cukup memudahkan tapi jangan dicoba kalau tidak didampingi
ahlinya, dan hati-hati bokong langsung nyer-nyeran, uh. Dan kakiku pun begitu
sangat amat sakit karena cara turunnya yang salah, saking terlalu hati-hati.
Akhirnya kami sampai di pos 3 kembali, dan yang seharusnya pagi itu jadwalku untuk masak, tapi tidak jadi karena aku cukup kesulitan untuk turun dan sangat amat lama untuk sampai ke pos 3, akhirnya salah satu temanku yang memasak. Lalu setelah memasak selesai, kami semua pun sarapan dan saling bercengkerama, tertawa lepas sambil menikmati indahnya alam ciptaan tuhan.
Tidak lama kemudian, kabut mulai menyelimuti,
jarak pandang kami hanya sekitar 5-10 meter. Kami pun mulai berkemas dan
bersiap-siap turun menuju basecamp. Di sekitaran pos 3 ini, kami menjumpai buah
beri rasanya cukup manis dan membuat kami ketagihan untuk memanennya, tidak
lupa kulo nuwun ke penghuninya, hehe. Buah beri yang matang itu berwarna
keunguan dan bertekstur empuk ketika di pegang, kalau yang masih berwarna merah
itu masih berasa masam dan sepat.
Sampailah kami di basecamp setelah berjam jam menuruni jalur pendakian, berbarengan dengan banyaknya pendaki lain yang turun, dan 99% pendaki lainnya itu laki-laki, jadi karena cara turunku yang sangat amat lambat itu, mau tidak mau harus mempersilahkan pendaki lain di belakang untuk mendahuluiku, alhasil ketinggalan ama rombongan sendiri. Pas mau menuju pos 1 pertengahan ada mas-mas pendaki lain yang mengajariku untuk berjalan mundur di turunan karena jalurnya sudah bukan bebatuan dan tidak terlalu terjal, akhirnya kucoba seperti yang di contohkan, dan lumayan lebih enteng rasanya, walaupun tingkat kewaspadaan harus tinggi karena tidak tau apa yang dibelakang kita bisa saja ada batu atau lobangan.
Di basecamp, sudah banyak sekali pendaki lainnya yang sampai, kami sampai sekitar pukul 18.50 wib dan langsung bersiap sholat dan ganti baju dan istirahat sebentar, kami pun bersiap pulang menunggu bis tujuan magelang dengan jam menunjukan pukul 19.30 wib. Tapi kok setelah cukup lama menunggu,tidak ada bis tujuan magelang yang lewat di hadapan kami. Sepertinya memang pada jam-jam segitu sudah tidak ada bis antar kota yang melintas.
Selang beberapa lama menunggu bis, kami ditawarkan oleh bapak2 untuk carter mobil, karena di malam hari sudah tidak ada
angkutan menuju magelang atau jikalau ada, itu sangat jarang. Akhirnya kami pun
nyarter mobil dan diturunkan di pom bensin di magelang. Lalu kami pun
berpikiran positif bahwa masih ada bis tujuan jogja yang akan menampung kami, tapi
setelah cukup lama menunggu, sekitar satu atau dua jam lamanya, ada mobil yang
berhenti di depan kami dan menawarkan tumpangan (tentunya tidak cuma-cuma, alias
nyarter meneh) sampai ke jogja, akhirnya setelah bernegosiasi harga cukup lama,
kami pun sepakat, dan bersiap untuk pulang ke jogja pada saat jam menunjukkan
sekitar pukul 23.00 wib.
Sampailah kami di jogja sekitar pukul 01.00 malam, dan semua
beristirahat untuk mulai kembali beraktivitas di pagi hari (senin tepatnya).
Untungnya saat itu masih dalam rangka liburan panjang, dan setelah pendakian
yang cukup melelahkan tersebut, aku pun beristirahat cukup lama.
Pendakian memang telah berakhir,
tapi tidak dengan penderitaanku. Badan pegal-pegal terutama kaki ini yang
terasa cukup sakit, seminggu kemudian barulah pulih seperti semula. Memang
apapun yang kita lakukan pasti ada resiko dibaliknya. Begitupun dengan
melakukan pendakian.