Bukan cerita motivasi

 

Cerita tentang diri sendiri

_______


Di umur yang memasuki usia kepala dua, sudah tentu aku memikirkan begitu banyak hal. Bukan hanya terpikir masa depan yang masih abstrak dan khawatir tentangnya, aku juga memikirkan tentang diri sendiri ini seperti apa . Dahulu yang belum mengenal diri sendiri hingga kini sudah merasa memahami diri sendiri, meskipun belum ke tahap mencintai diri sendiri, hehe.

Mulai dari sifat diri sendiri, kebiasaan apa saja yang dimiliki, kepribadian diri yang seperti apa, hobi dan hal lain yangg digemari, hingga berbagai hal mengenai diri sendiri yang mungkin orang lain tidak sadari. Aku sudah mulai memahami satu per satunya.

Beberapa tahun yang lalu, dan masih aku ingat sampai saat ini, aku pernah iseng-iseng bertanya kepada beberapa teman mengenai pendapat mereka tentangku. Kemudian mereka mendeskripsikan satu per satu. Semua yang mereka bilang itu aku sadari kalau benar adanya. Salah satu sifat dan kebiasaan yang memang tergambar jelas pada diriku ini adalah pelupa. Bukan hanya semenjak kuliah tapi sepertinya memang udah bawaan lahir.

Agaknya sifat pelupa ini menjadi ciri khas diri ini. Sejak sekolah dulu saja, aku hobi melupakan hal-hal penting. Bahkan sejak kecil, amplop berisi uang pemberian orang lain–yang jumlahnya lumayan pada masa itu–juga harus raib akibat kelupaan ditaruh mana, lalu tanpa sadar kesapu dan dibakar. Miris banget emang kalo diinget-inget lagi.

Orang-orang di sekitarku mungkin sudah paham, kalau aku ini orangnya pelupa akut. Selama kuliah ini saja, banyak kejadian-kejadian menyebalkan akibat kebiasaan pelupa ini. Tidak jarang pula harus merepotkan orang di sekitar. Makasih ya buat orang-orang yang pernah membantuku selama ini.

Sifat buruk yang satu ini juga sering berujung pada kesialan. Sudah amat banyak barang-barang yang hilang akibat kelupaan, terus diambil orang lain. Dari kunci kos, kunci motor, Hp, laptop, dompet, tas, dan segala macam barang-barang lain tak ada yang luput dari kelupaanku ini. Sudah berulangkali pula mengunjungi kantor polisi sekadar untuk melaporkan kehilangan. Tapi untungnya di beberapa situasi masih ada orang-orang baik yang menyimpan barang yang kelupaan itu sampai aku menanyakannya langsung. Deg-degan rasa khawatir akan kehilangan lagi pun langsung sirna.

Entah mengapa kelupaan dan kehilangan tetap saja berulang meskipun sudah berusaha mengantisipasinya. Emang ya kebiasaan pikun ini sulit banget ilang dari hidupku, dan emang dasar aku ini pelupa bin teledor, lengkap sudah buruknya.



_Tulisan ini dibuat dalam rangka #30DaysWritingChallenge, dan tema ini sesuai dengan hari pertama #Day1 challenge ini_

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.